Sebagaimana mengutip percakapan orang shaleh, bahwasannya metode pelajaran memiliki peranan penting dari sekedar materinya. Maka pendekatan kurikulum di Pesantren Ahsanu 'Amala pun memiliki 3 pilar utama, yakni:
Pilar pertama adalah belajar menyenangkan. Hal ini mutlak harus dilakukan, karena dengan menyenangkan, maka ilmu akan mudah diterima. Suasana kelas juga terasa lebih hidup dan menarik. Walaupun materi sulit, namun santri tetap memiliki keinginan untuk terus belajar. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan Ice Breaking disetiap awal kelas ketika dimulai. Berikut beberapa permainan yang dimainkan pada saat Ice Breaking:
Dalam setiap pembelajaran, guru selalu menyelipkan Alquran dan Hadist yang memiliki konteks secara langsung dengan materi yang dibahas. Tujuannya agar santri tetap memiliki keterpautan hati dengan AlQuran dan hadist sehingga nanti diharapkan santri memiliki landasan tauhid yang kuat.
AlQur'an dan hadist ini juga yang nantinya bisa membuat santri semakin related dengan materi yang diberikan. Metodenya penyampainnya bisa berupa ceramah atau juga melafadzkan secara bersama-sama.
Dalam setiap pembelajaran, guru selalu menggunakan metode "Things To Do" atau santri belajar aktif. Guru merupakan fasilitator dalam belajar sehingga guru tidak menguasai kelas sepenuhnya dengan metode ceramah. Santri diminta untuk melakukan aktifitas sehingga santri benar-benar bisa termonitor dalam proses dan hasil pembelajarannya nanti.
Semisal contoh: Dalam pembelajaran Bahasa Arab, guru menampilkan sebuah cerita berbahasa Arab dan santri diminta untuk mendemonstrasikan ulang drama tersebut dengan menggunakan Bahasa Arab.